unsur

unsur sederhana desain.

desain

desain pertama

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 10 November 2014

Cara Perwanaan Textil

Pewarnaan Bahan Tekstil

Proses pewarnaan pada bahan tekstil pada umumnya meliputi proses berikut ini :
- Pencelupan yaitu pemberian warna pada bahan tekstil secara merata dengan warna yang sama pada seluruh bahan tekstil dengan 3 komponen bahan utama yaitu zat warna, air dan obat bantu.
- Pencapan adalah pemberian warna pada bahan tekstil secara setempat pada permukaan bahan tekstil sehingga menimbulkan komposisi warna dan motif tertentu dengan 3 komponen bahan utama adalah zat warna, pengental dan obat bantu.
Proses pewarnaan diatas umumnya dilakukan di Industri tekstil. Untuk produk tekstil yang digunakan untuk kepentingan terbatas (biasanya menyangkut karya seni )ada juga cara pewarnaan lain seperti menggunakan teknik lukis, colet, air brush dsb.
Proses pencelupan dapat dilakukan pada bahan tekstil baik masih berupa serat, benang ataupun kain. Pencelupan pada serat biasanya dilakukan untuk menghasilkan motif atau komposisi warna pada benang ataupun kain yang komposisi warna/motif tersebut bukan dari hasil pencapan namun efek warna yang ditimbulkan oleh campuran seratnya. Pencelupan pada benang dilakukan untuk memberi warna pada benang dan jika benang tersebut ditenun akan menghasilkan kain yang memiliki komposisi warna /corak tertentu dari susunan dan persilangan benang lusi dan pakan. Misalnya corak yang ada pada sarung, lurik, baju kotak – kotak, kain kasur, kain selimut bergaris dsb. Pencelupan pada kain dilakukan untuk mewarnai kain secara merata dengan warna yang sama pada seluruh kain. Proses pencelupan juga dapat menimbulkan motif/corak tertentu jika kain/benang tersusun atas dua jenis atau lebih serat yang berbeda karena masing masing jenis serat memiliki kemampuan celup dan efek warna yang berbeda beda terhadap satu jenis zat warna yang digunakan.
Proses pencapan pada bahan tekstil dapat dilakukan pada benang atau kain. Pada proses pencapan diperlukan pasta cap yang terdiri dari zat warna, pengental dan zat zat pembantu yang tergantung pada jenis serat dan jenis zat warna yang digunakan. Berdasarkan alat atau mesin yang digunakan, pencapan digolongkan sebagai berikut:
a. Pencapan semprot (Spray printing)
b. Pencapan Blok (Block Printing)
c. Pencapan Penotine (penotine printing)
d. Pencapan bulu (Flock Printing)
e. Pencapan kasa (Screen Printing)
f. Pencapan Rotary (Rotary Printing)
g. Pencapan Rol (Roller Printing)
h. Pencapan transfer (Tranfer printing)
Yang banyak dan paling popular digunakan adalah screen printing dimana dalam proses sederhananya adalan seperti proses cetak sablon yang mungkin sudah sering/biasa kita lakukan.
Faktor keberhasilan pewarnaan pada bahan tesktil ditentukan oleh :
a. Pemilihan zat warna (kesesuaian zat warna dan jenis serat)
b. Peralatan dan Sistem pewarnaan
c. Proses pewarnaan meliputi, larutan/pasta zat warna, PH, Suhu, Waktu dsb.

Senin, 03 November 2014

Unsur-unsur Desain Busana

1. Titik. Titik ini adalah unsur yang klasik dan menjadi patokan utama dalam unsur-unsur desain lainnya. karena melalui rentetan titik, akan membentuk sebuah garis. maka dari itu titik adalah unsur yang utama.

2. Garis. Garis merupakan perkembangan dari titik. melalui garis, akan diketahui sifat dan karakter busana yang akan dikenakan. untuk itu akan diperlihatkan macam-macam garis :

sumber : zuhansmile.blogspot.com

Garis vertikal kesannya tegas, berwibawa dan formal. Garis horizontal kesannya tenang dan let it flow. garis diagonal kesannya dinamis. garis lengkung kesannya feminin dan garis kusut melambangkan artistik atau kerumitan.

3. Ukuran. ukuran ini mewakili besar kecilnya suatu bentuk yang digunakan guna mewakili unsur yang ada dalam sebuah busana.

4. Bentuk. kalau bentuk ini dapat di terapkan pada suatu busana seperti penerapan di bagian lengan, leher hingga blusnya tersendiri. nah.. bentuk ini ada yang 2 dimensi dan 3 dimensi. contohnya seperti :
gambar 2 dimensi. sumber :kamusq.blogspot.com

gambar 3 dimensi . sumber : ratnapuriintan.blogspot.com 


5. Warna. Warna ini tentunya memiliki makna dan arti bagi sebuah busana. tentunya karena warna dapat mewakili perasaan dan karakter dari busana itu sendiri. untuk mengenal warna mari kita lihat lingkaran warna.. yang terdiri dari warna primer, sekunder, dan tersier... warna primer terdiri dari : merah, kuning dan biru. warna sekunder : oranye, hijau dan ungu. dan tersier : percampuran dari primer dan tersier.


sumber : smallstudio-smallstudio.blogspot.com


6. tekstur. dari tekstur ini, dapat menentukan dari halus atau kasarnya bidang kain.. juga tebal atau tipisnya kain. dari tekstur, kita dapat lebih jeli mengenal macam-macam kain dengan cara menggunakan indera peraba kita. ingat, ini penting!

7. Nilai. berhubungan dengan warna. warna akan digolongkan dari warna yang tergelap hingga terterang. 

8. Motif / corak. dari motif, seseorang akan nampak menjadi lebih berisi atau tidak. karena corak juga merupakan bagian dari busana. biasanya pada zaman ini tren baju bercorak mulai digemari lagi. untuk itu sesuaikan corak dan motif yang akan digunakan. jika ingin terlihat langsing, gunakan corak/ motif yang seimbang dan besarannya seimbang. corak/ motif besar akan membuat pemakainya terlihat lebih besar dan gemuk. corak kecil sama pula halnya.

Sejarah Fashion Dunia

SEJARAH FASHION DUNIA

Cinderella

Permulaan fashion dimulai pada tahun 1920, karena di dekade inilah awal dunia fashion. Pada tahun ini merupakan awal kebangkitan kaum perempuan untuk mencapai kebebasan dan kemerdekaannya. Di dekade sebelumnya, baju-baju ala Cinderella dengan rok super megar dengan pinggang ekstra ketat, menyiksa kaum perempuan, karena itulah mulai tahun ’20an baju tersebut ditinggalkan.


Tahun 1920 merupakan abad baru ketika dunia fashion terlahir kembali dengan pandangan yang berbeda. Inovasi terbaru muncul dari desainer dunia, seperti Coco Chanel yang menyuguhkan potongan, warna, serta gaya yangmementingkan karakter seorang perempuan. Dari sinilah dunia fashion mulai berkibar.

pakaian juga punya sisi estetik

Memasuki tahun 1930an, perkembangan fashion sedikit agak lambat hingga akhirnya memasuki perang dunia kedua(1940-1946). Dari yang tadinya hanya bersifat fungsional, sebuah pakaian juga punya sisi estetik atau sisi ‘cantik’.dunia di luar fashion pun  punya pengaruh hebat. terutama dunia film di awal tahun ’50an hingga ’60an.

Beberapa artis besar menjadi panutan di dunia fashion bahkan menjadi icon, seperti Marlene Dietrichdengan baju androginy-nya. di era ini juga, desainer dunia banyak melakukan inovasi. Dari London adaMary Quant dengan rok mininya dan BarbaraHulanicki dengan gaya street wearnya ala remaja London. dari Amrik ada James Galanos dengan baju fitted dan Rudi Gernreich dengan baju-baju unisex. di Paris dikenal Yves Saint Laurent dengan gaya tailoring buat perempuan, Pierre Cardindengan baju space-nya dan Emmanuel Ungaro dengan fashion couture-nya.

Busana zaman kuno

Berkembangnya zaman memang membuat dunia fashion juga terus berkembang. Dan, tidak menutup kemungkinan fashion dulu bisa kita rasakan kembali.

Kalau kita feedback, untuk memahami wujud busana masyarakat tertentu berarti memahami pula kebudayaan masyarakat itu dan mengerti berbagai aspek keberadaannya.
Sebagai awal kita akan mengenal tata busana di Dunia Kuno, adalah peradaban yang terjadi disekitar Mediteranea pada masa sebelum Masehi.

Pada dasarnya pakaian tidaklah hanya merupakan alat pelindung terhadap keadaan cuaca semata mata. Suku bangsa primitive ada kalanya mengenakan pakaian tebal panas di Katulistiwa dan kadang-kadang hamper telanjang didaerah kutub.

Ini sebagian dikarenakan adanya keinginan merias diri yang lebih kuat dibandingkan penyesuaian dengan keadaan sekitar. Kiranya sedikit sifat ini tidak hanya ada dimasa purba tetapi hingga masa kini pun sikap itu masih terpelihara disebagian umat manusia.

Perbedaan berbusana antara suku bangsa di pegunungan, kaum nomaden, penghuni padang pasir, goa, petani dan orang kota terlihat jelas. Sedangkan pada golongan berkedudukan tinggi, kaum ningrat dan aristocrat unsure-unsur simbolis kedudukan mereka sangat ditonjolkan.

Bangsa-bangsa kuno pada mulanya hanya mengenakan kain cawet, kadang-kadang dilengkapi dengan selendang. Tutup kepala dan alas kaki, hampir tak dipakai. Busana zaman kuno yang sangat berpengaruh adalah busana yang berasal dari suku bangsa yang memiliki kebudayaaan sendiri seperti bangsa Mesir Kuno dan Bangsa Babylonia. Kedua bangsa ini memiliki bentuk dasar busana yang sama yaitu bentuk dasar kemeja.

Bangsa Mesir Kuno menghias bentuk dasar ini dengan mempergunakan kain itu sendiri, yaitu dengan cara pemberian lipit-lipit ( pleats, plissee ). Bangsa Babylonia dengan menambah potongan-potongan strook yang berumbai-rumbai.

Bentuk kostum dari masing-masing suku bangsa zaman kuno ini saling berbeda tapi sepintas tak terlihat perbedaannya. Potongan-potongan kain besar atau lebarnya tergantung yang dihasilkan oleh alat tenun pada masa itu diterima sebagai bentuk dasar kostum untuk kemudian dilipat, dililit, dilingkarkan atau disusun pada badan dalam aneka perbandingan panjang atau lebar kain itu sendiri.
Akan jelas bahwa dengan demikian busana zaman kuno dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :
  1. Rok – rok lipit ( sarung )
  2. Bentuk dasar kemeja
- tunika
- kaftan
Tunika dan kaftan hingga kini masih dikenakan oleh bangsa-bangsa di Afrika Utara dan Timur Tengah.
         3.Draperi.
Sepotong kain disusun pada bahan, acapkali sebagai tambahan. ( ingat : sari pada busana khas India ).Busana deraperi memberi aksen pada gerakan badan hingga merupakan pakaian paling plastis dari Dunia Kuno.
Dalam dunia kuno bentuk celana hamper tidak digunakan. Sesekali bentuk ini dijumpai sebagai pakaian rasionil pada suku bangsa- suku bangsa pegunungan atau pada suku bangsa-suku bangsa penunggang kuda.

MESIR KUNO
Kerajaan Mesir Kuno
Salah satu pusat peninggalan kebudayaan yang tertua didunia terdapat di daerah lembah sungai Nil di Mesir semasa 4000 tahun SM. Ditemukan oleh Pasukan Napoleon dari Perancis yang menyerbu dan menduduki daerah subur sungai Nil pada tahun 1797. Seorang Ilmuwan Perancis yang bernama CHAMPOLLION berhasil membaca batu bertulis Rosetta ( nama desa ) yang kemudian huruf-huruf atau aksara-aksara yang terdapat di Mesir Kuno kemudian dikenal sebagai HYROGLYPH. Sejak sekitar tahun1800 itulah segenap sejarah Mesir dari masa 4000 tahun sebelum Masehi terungkap.

Mesir juga disebut sebagai Negeri Hadiah Sungai Nil karena kesuburannya. Dengan singkat, periode-periode pra sejarah Mesir adalah :
  1. Periode pra sejarah dan sejarah awal hingga 3000 SM
  2. Periode Kerajaan Kuno 3000–2000 SM
  3. Periode Kerajaan Pertengahan 2100–1800 SM
  4. Periode Kerajaan Baru 1580–1085 SM
  5. Periode Penjajahan Asing 1085 – 395 SM
- Periode Saitis 663 – 525 SM
- Periode Ptolomeus 332 – 30 SM
- Periode Romawi 30 – 395 M
6. Periode Kristen Awal, masa perkembangan kebudayaan Koptik 395 – 640 SM
7. Islam.
Awal keruntuhan Kerajaan Mesir Kuno adalah pada masa Penjajahan Asing, namun hingga sekarang, hampir 30 abad kemudian sejarah Kerajaan Mesir Kuno tetap menjadi misteri yang belum terungkap dengan tuntas. Dan manusia-manusia di abad modern, belum berhenti untuk mencoba mengungkap.

BUSANA DAN PERLENGKAPAN MASYARAKAT MESIR KUNO
Zaman Mesir Kuno dapat dikatakan zaman emas karena pada masa itu telah mengenal emas dan tersedia sangat berlimpah. Kaum ningrat bias meletakkan emas dimana saja sehingga logam mulia itu seakan-akan tidak bernilai bagi mereka.

KALASIRIS
Busana yang dipakai pada masa itu masih dalam bentuk yang sangat sederhana berupa busana dalam bentuk kemeja tanpa krag dinamakan KALASIRIS.

Dalam periode kerajaaan kuno Kalasiris berlengan setali ini sangat pendek dan ketat, sedangkan dalam periode kerajaan baru kalasiris dibuat panjang dan lebar serta diberi lipit-lipit yang merupakan unsur dekoratif yang sangat dominan pada tata busana bangsa Mesir kuno.

Pelengkap Kalasiris : berbagai sarung pendek dan aneka krag. Yang dibuat dari berbagai macam bahan. Sepeti Linen yang dikanji sangat kaku agar mudah dibentuk, ini biasa digunakan oleh rakyat biasa. Ada juga dibuat dari kulit atau logam mulia, ini biasa digunakan oleh kaum ningrat dan tokoh-tokoh penting lainnya. Pada kragnya juga acapkali ditambahkan hiasan dari permata yang disusun dalam susunan geometris.

Sedangkan sarung pendek atau disebut SCHENTI juga memberikan efek dekoratif pada kalasiris. Yang juga terkadang dibuat dari kulit berlapis emas.

Asesoris lainnya ada selendang yang disebut STOLA yang disusun sebagai draperi pada bahu. Dikenakan juga semacam rompi panjang yang dibuat dari susunan jalinan dan ronce manik-manik.
Untuk Firaun, kalasiris yang berlipit-lipit dibuat dari kain emas agar memberi kesan kedewaan.
Untuk Pendeta dan Firaun memakai tutup kepala dari kain yang dilipat menjadi segitiga.
Tutup kepala ini disebut KLAFT.
Aneka mahkota yang terdapat di Mesir:
Mahkota Pschent -:
Aneka mahkota yang terdapat di Mesir

Mahkota ganda terdiri dari Mahkota Merah dan Mahkota Putih warna pada mahkota ini menunjukkan daerah kekuasaan pada masa itu. Untuk warna merah meliputi Mesir Bawah dan warna putih meliputi daerah Mesir Hulu.


Mahkota CHEPERESH

Mahkota CHEPERESH : Mahkota pada masa kerajaan baru ini berbentuk lebih tinggi dari Pschent. Selalu dihias dengan Ular Ureus yang menghadap kedepan, sebagai kepercayan agar terlindungi dari gigitan ular.

Untuk Ratu selalu memakai hiasan burung Elang diatas kepala dengan sayap burung yang putih disisi kepala.



Selain itu ada juga Mahkota Hemhemet, Mahkota Perang, Mahkota Isis   
Raja Mesir Kuno juga melengkapi penampilannya dengan menggunakan janggut palsu. Janggut palsu ini dibuat dari serat wol atau jalinan rambut, diikat dengan pita kebelakang.

Juga ada gelang-gelang lebar dengan hiasan motif berupa symbol-simbol khas Mesir kuno seperti Ular Ureus, Papyrus, burung elang, matahari bersayap dan lain sebagainya.
Gaya ART DECO.
Pengaruh Kebudayaan Mesir Kuno ini merupakan sumber ide atau inspirasi yang tak pernah habis terhadap dunia mode. Masa Mesir Kuno ditahun 20an merupakan sumbangan besar kepada gaya tahun 20an sampai dengan tahun 40an yang kemudian dikenal sebagai Gaya ART DECO.